Saturday, 13 August 2016

Sejarah Kota Athena

Athena adalah salah satu kota tertua di dunia, diketahui telah dihuni setidaknyak sejak 7000 tahun yang lalu. Terletak di Eropa selatan, Athena menjadi kota yang unggul di Yunani kuno pada milenium pertama SM dan pencapaian kebudayaannya selama abad ke-5 SM menjadi fondasi bagi peradaban barat.



Athena atau Atena adalah ibu kota negara Yunani. Dalam bahasa Yunani Modern (bahasa Dhimotiki) kota ini disebut Athina atau Αθήνα, sedangkan dalam bahasa Yunani Kuno dan bahasa Katharevousa disebut Ἀθῆναι "Athēnai", bentuk jamak dari Ἀθήνη-"Athēnē", nama Yunani Dewi Athena.

Athena di beri nama menurut mitologi Yunani dari kompetisi yang dewi Athena telah lakukan dengan Poseidon, tentang siapa yang akan menjadi pelindung kota. Mitos mengatakan bahwa Poseidon memberikan mata air laut sementara Athena menawarkan pohon zaitun sambil menyentuh tanah dari batu suci Acropolis. Orang-orang Athena memilih Athena sebagai pelindung mereka dan sehingga kota itu dinamai dewi kebijaksanaan. Mitos adalah simbolis, tetapi dua Dewa melambangkan kekuatan Athena sebagai kota kebijaksanaan dan sebagai kekuatan laut. Pemukiman pertama dari Athena 3000 SM terletak di atas batu karang Acropolis.

Acropolis

Pada masa lampau, wilayah dimana kota Athena berdiri sekarang masih bernama Kekropia, yang diambil dari raja pertamanya, Kekrops. Kekrops adalah putra Bumi, mulai dari pinggang ke bawah tubuhnya berbentuk ular. Saat ia sedang mengawasi pembangunan kota baru itu dari puncak Akropolis, Poseidon sang dewa laut datang untuk menemuinya. Ia menginginkan kota baru itu diberi nama Poseidonia dan sebagai gantinya Poseidon akan membuat armada kota itu menjadi penguasa lautan dan tidak ada kekuatan yang sanggup menandinginya.

Agar Kekrops yakin dengan janji sang dewa laut itu, Poseidon memukulkan trisulanya ke atas batu dan dari tempat itu muncul sebuah sumur yang mengeluarkan mata air yang mengandung garam. Bila orang berlutut sambil menempelkan telinganya ke sumber mata air itu dan mendengar suara gemuruh lautan, jangan berlayar hari itu sebab badai akan mengamuk dan gelombang akan menelan setiap kapal yang berlayar di laut.

(Di masa-masa awal itu, semua dewa Olympos sedang memilih-milih kota di Yunani yang dikhususkan untuk menghormati satu dewa saja dan sebagai gantinya sang dewa akan melindungi kota tersebut. Contohnya, Aegina adalah kota kesayangan Zeus, Argos di lindungi oleh Hera atau Delphi yang memuja Apollo-pen.)

Saat Poseidon pergi, tiba-tiba muncul Athena di hadapan Kekrops. Sang dewi kebijaksanaan ini juga meminta Kekrops menamai kota itu dengan nama Athena dan dijanjikan kota yang akan menyandang nama sang dewi akan tumbuh menjadi pusat keindahan, kesenian, kesusastraan dan ilmu pengetahuan. Athena memukul batu dengan lembingnya dan muncullah pohon zaitun yang ranting-rantingnya sarat buah. Selain buahnya bisa dimakan dan minyaknya bisa digunakan untuk penerangan, ranting-ranting pohon ini akan menjadi lambang perdamaian untuk seluruh umat manusia.

Kekrops sangat gembira menerima hadiah dari sang dewi. Ia sangat menginginkan kota yang dibangunnya menjadi pusat kebudayaan dunia, tetapi Poseidon telah datang lebih dulu. Kekrops tidak bisa memutuskan nama apa yang ia akan pilih untuk kotanya: Poseidonia atau Athena?

Tiba-tiba Poseidon muncul kembali dan dengan trisulanya mencoba menghancurkan pohon zaitun Athena, tetapi Athena tidak tinggal diam. Ia meraih lembingnya dan menghalangi langkah sang penguasa lautan. Sikap berani Athena ini sangat melukai harga diri Poseidon dan ia menantang Athena untuk bertarung dengannya, satu lawan satu. Poseidon mengacungkan trisulanya yang menakutkan dan Athena mengarahkan lembing panjangnya yang gemerlapan, saling berhadap-hadapan.

Kedua dewa Olympos ini sudah akan saling menyerang saat tiba-tiba Zeus muncul di hadapan mereka berdua dan menengahi pertikaian di antara keduanya. Zeus sebenarnya ingin menghadiahkan kota itu untuk putri kesayangannya tetapi Poseidon yang pemarah tidak bisa dianggap remeh. Maka Zeus mengumpulkan semua dewa Olympos dan memutuskan masalah ini diselesaikan dengan cara pengambilan suara.

Satu persatu dewa Olympos lalu memberikan suaranya, apakah kota itu dihadiahkan untuk Poseidon atau Athena. Hasil akhirnya, semua dewi (Hera, Aphrodite, Demeter, Artemis dan Hestia) memberikan suaranya untuk Athena dan semua dewa memberikan suaranya untuk Poseidon (Hephaistos, Ares, Apollo dan Hermes). Karena Zeus tidak memilih, maka Athena menang dengan satu suara dan kota baru itu diberi nama Athena.

Ketika mengetahui dirinya kalah, Poseidon mengamuk. Ia mengaduk-aduk lautan dan menciptakan gelombang setinggi gunung untuk membanjiri daratan kota itu. Warga yang ketakutan bertanya kepada orakel apa yang harus mereka lakukan untuk menghentikan amarah Poseidon. 

Jawaban orakel adalah seluruh wanita Athena harus melepaskan perannya sebagai pemimpin suku atau kepala keluarga dan anak-anaknya tidak boleh menyertakan nama ibunya di belakang namanya. Dan sejak saat itu, zaman dimana pemimpin keluarga adalah wanita lenyap sudah, digantikan oleh kaum laki-laki. Demikian juga, setiap anak mulai saat itu menyandang nama ayahnya bukan nama ibunya. Semua ini terjadi pada masa yang amat lampau, mungkin pada masa dimana kota Athena baru didirikan.

Setelah amarah Poseidon reda, penduduk Athena membangun sebuah kuil indah untuk menghormati Poseidon di tanjung Sainion, Athena. Sampai saat inipun di Akropolis masih terdapat mata air yang konon adalah mata air yang diciptakan Poseidon saat trisulanya dipukulkan ke tanah, dan saat kita mendekatkan telinga kita ke mata air tersebut, lamat-lamat akan terdengar suara gemuruh seperti suara badai di laut. 

Demikian pula, pohon zaitun pemberian Athena masih bisa dilihat di Akropolis sampai sekarang, walaupun yang saat ini berdiri adalah pohon zaitun yang sudah ditanam berulangkali. 


OTHERS :

Bendera negara Yunani


Caryathids of the Erechtheion













Source : 








Sunday, 1 February 2015

Fairy Tales





Alice in Wonderland


Alice is sitting with her sister outdoors when she spies a White Rabbit with a pocket watch. Fascinated by the sight, she follows the rabbit down the hole. She falls for a long time, and finds herself in a long hallway full of doors. There is also a key on the table, which unlocks a tiny door; through this door, she spies a beautiful garden. She longs to get there, but the door is too small. Soon, she finds a drink with a note that asks her to drink it. There is later a cake with a note that tells her to eat; Alice uses both, but she cannot seem to get a handle on things, and is always either too large to get through the door or too small to reach the key.

While she is tiny, she slips and falls into a pool of water. She realizes that this little sea is made of tears she cried while a giant. She swims to shore with a number of animals, most notably a sensitive mouse, but manages to offend everyone by talking about her cat's ability to catch birds and mice. Left alone, she goes on through the wood and runs into the White Rabbit. He mistakes her for his maid and sends her to fetch some things from his house. While in the White Rabbit's home, she drinks another potion and becomes too huge to get out through the door. She eventually finds a little cake which, when eaten, makes her small again.

In the wood again, she comes across a Caterpillar sitting on a mushroom. He gives her some valuable advice, as well as a valuable tool: the two sides of the mushroom, which can make Alice grow larger and smaller as she wishes. The first time she uses them, she stretches her body out tremendously. While stretched out, she pokes her head into the branches of a tree and meets a Pigeon. The Pigeon is convinced that Alice is a serpent, and though Alice tries to reason with her the Pigeon tells her to be off.
Alice gets herself down to normal proportions and continues her trek through the woods. In a clearing she comes across a little house and shrinks herself down enough to get inside. It is the house of the Duchess; the Duchess and the Cook are battling fiercely, and they seem unconcerned about the safety of the baby that the Duchess is nursing. Alice takes the baby with her, but the child turns into a pig and trots off into the woods. Alice next meets the Cheshire cat (who was sitting in the Duchess's house, but said nothing). The Cheshire cat helps her to find her way through the woods, but he warns her that everyone she meets will be mad.

Alice goes to the March Hare's house, where she is treated to a Mad Tea Party. Present are the March Hare, the Hatter, and the Dormouse. Ever since Time stopped working for the Hatter, it has always been six o'clock; it is therefore always teatime. The creatures of the Mad Tea Party are some of the must argumentative in all of Wonderland. Alice leaves them and finds a tree with a door in it: when she looks through the door, she spies the door-lined hallway from the beginning of her adventures. This time, she is prepared, and she manages to get to the lovely garden that she saw earlier. She walks on through, and finds herself in the garden of the Queen of Hearts. There, three gardeners (with bodies shaped like playing cards) are painting the roses red. If the Queen finds out that they planted white roses, she'll have them beheaded. The Queen herself soon arrives, and she does order their execution; Alice helps to hide them in a large flowerpot.

The Queen invites Alice to play croquet, which is a very difficult game in Wonderland, as the balls and mallets are live animals. The game is interrupted by the appearance of the Cheshire cat, whom the King of Hearts immediately dislikes.

The Queen takes Alice to the Gryphon, who in turn takes Alice to the Mock Turtle. The Gryphon and the Mock Turtle tell Alice bizarre stories about their school under the sea. The Mock Turtles sings a melancholy song about turtle soup, and soon afterward the Gryphon drags Alice off to see the trial of the Knave of Hearts.


The Knave of Hearts has been accused of stealing the tarts of the Queen of Hearts, but the evidence against him is very bad. Alice is appalled by the ridiculous proceedings. She also begins to grow larger. She is soon called to the witness stand; by this time she has grown to giant size. She refuses to be intimidated by the bad logic of the court and the bluster of the King and Queen of Hearts. Suddenly, the cards all rise up and attack her, at which point she wakes up. Her adventures in Wonderland have all been a fantastic dream

Alice
Cartoon Alice





Character of Alice in Wonderland


Wonderland





Friday, 10 October 2014

hello fellas!

roses are red
violets are blue
i like candy a bit addicted
hope you do so